H-67 Menuju Romadhon
penulisan ramadhan yg benar
Seringkali kita pada saat memasuki bulan suci Puasa, mengucapkan / menyebutkan dengan penulisan Ramadhan dan ramadan.
Tahu kah anda artian dari penulisan Ramadhan, dan Ramadan?
Assalamu'alaikum WR.WB.
salah satu pertanyaan yang menarik, sebagai berikut
"Ketika mulai memasuki bulan Ramadhan, seringkali saya melihat di Televisi pengucapan/penyebutan/tampilan Ramadan dengan kalimat "Romadhon".
Manakah yang benar? Saya khawatir kalau-kalau salah ucap akan menghilangkan makna yang sebenarnya.
Mohon penjelasannya dari Bapak Ustadz. Terima kasih."
Wassalamu'alaikum WR.WB.
Zaidan H A
Jawaban
Alhamdulillahi, Washsholatu Wassalamu 'Ala Rasulillah
"Ramadhan
adalah satu-satunya nama bulan yang disebutkan dalam kitab suci
al-Qur'an. Sebutan bulan Ramadhan terdapat pada surat Al-Baqarah ayat
185. Adapun nama bulan-bulan yang lain tidak disebutkan dalam al-Qur'an
itu. Kalaupun ada yang disebutkan adalah julukan atas bulan-bulan agung,
yakni 4 bulan haram. ( Lihat surat At-Taubah ayat 36)."
"Tentu
saja jika sudah berbicara masalah al-Qur'an wajib mengucapkannya dengan
baik dan benar. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam surat
Al-Muzammil ayat 4 : " Dan bacalah al-Qur'an itu dengan baik dan benar..." Bagaimanapun, kesalahan dalam menyebutkan lafazh-lafadz al-Qur'an dapat menimbulkan perubahan artinya".
Ramadhan, dituliskan dalam kaedah bahasa Arab, juga dalam kitab Al-Qur'an dengan memakai huruf-huruf, antara lain: huruf ro, mim, dhodh, alif, dan nun, ROMADHON!
Jika diucapkan dengan ucapan RAMADAN, maka tulisannya adalah huruf ro, mim, dan dal, RAMADAN!
Ramadan dalam bahasa Arab artinya adalah "penyakit mata yang hampir buta".
Kita tidak bisa membayangkan jika ramai-ramai orang menyanyikan
"MARHABAN YA RAMADAN", yang artinya adalah " SELAMAT DATANG PENYAKIT BUTA...."
Di
negara Indonesia tercinta ini, sudah menjadi satu kenyataan yang umum,
bahwa para artis, penyiar, dan penyaji berita ramai-ramai melakukan
kesalahan ucap pada kata romadhon. Mereka biasa menyebutkannya ramadan saja. Sedikitpun mereka tidak mau belajar dan sangat merasa tidak ada beban dan tahu malu dalam meneruskan kebiasaan salah itu.
Sikap mereka sangat jauh berbeda pada saat melafadzkan kata-kata asing selain Arab, sebut saja Inggeris misalnya. Mereka akan mati-matian belajar mengucapkannya dengan tepat, bahkan lengkap dengan intonasi dan aksennya sekalian. Mungkin mereka sangat merasa malu jika ketahuan salah ucap pada kata-kata bahasa Inggeris itu.
Anehnya, rasa malu itu sama sekali tidak wujud saat melafadzkan kata-kata asal bahasa Arab.
Padahal,
kesalahan berbahasa Inggeris tidak ada resiko apa-apa di akherat,
sedangkan kesalahan pada masalah agama sangat beresiko kelak di alam
akherat.
Kalau mereka berdalih bahwa ramadan itu sudah
menjadi bahasa Indonesia serapan, maka alangkah lebih baiknya jika
mereka sekalian saja memakai kata yang berasal dari bahasa Indonesia
asli yaitu bulan puasa. " Selamat datang bulan puasa.......", akan jauh lebih enak, bukan....?
Buat apa berlagak keren kalau ternyata salah...?
Negara
Indonesia yang lebih 200 juta penduduknya beragama Islam, semestinya
dapat menjadi contoh teladan bagi bangsa-bangsa lain di dunia yang
penduduk muslimnya jauh lebih kecil. Baik dalam hal ibadah, moral,
budaya, prilaku insani, termasuk tentunya penyebutan lafadz-lafadz kata
dan kalimat yang berkenaan dengan Islam. Amin.......
Semoga jawaban ini bermanfaat, dan menjadikan kita dapat mengucapkan dengan benar nama bulan yang agung ini, ROMADHON.....!
Wallahu A'lam bishshowab
Silahkan SHARE note ini ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat
Source : http://tengkuzulkarnain.net
Shared By Catatan Catatan Islami Pages
0 komentar:
Posting Komentar